Guru Dalam Serial Kepahlawanan
Ageng Triyono - Pemikiran, Pendidikan
haidunia.com - Gelar pahlawan tanpa tanda jasa barangkali sudah sangat akrab di
telinga kita. Itu lah sebutan khas yang digunakan untuk mempersonifikasikan para
pendidik setelah pengabdian besarnya bagi bangsa dan negara. Akan tetapi ia tak
pernah berpikir apakah namanya kelak tercatat pada bab-bab buku sejarah anak
sekolah atau tidak, apalagi sampai bermimpi jenazahnya ikut di tanam di taman
makam pahlawan bersama mereka yang gugur di medan laga. Tidak! Guru yang
pahlawan tidak berpola pikir begitu! Bahkan ia juga tak pernah membandingkan
berapa waktu yang dihabiskannya untuk mengajar dengan angka rupiah di dalam
slip gajinya. Hanya saja, sosok guru dengan kebesaran jiwa dan tingkat
ketulusan yang agung ini sudah mulai langka seiring mengarahnya jaman pada
dunia yang kapitalistik. Barangkali memang begitulah takdirnya, pelaku-pelaku
kepahlawanan jumlahnya akan selalu lebih sedikit dibanding orang-orang yang
sedang dibela atapun diperjuangkan nasibnya. Ya, para pahlawan itu adalah
golongan creative minority. Jumlahnya
tidak banyak, tapi kerjanya efektif dalam skala perjuangan.
Pahlawan Tanpa Tanda Jasa |
Sekarang Indonesia perlu melahirkan lebih banyak lagi guru-guru
berkategori creatif minority itu. Negeri
ini butuh sumbangsih tenaga pendidik yang takkan mengejar tanda-tanda jasa di
mata dunia, tetapi akan dia takar kinerjanya
dengan posisi yang lebih terhormat di sisi Allah SWT. Lalu, apakah semua guru
berhak menyandang gelar pahlawan tanpa tanda jasa itu? Ah, mengapa tidak.
Orang-orang biasa pun yang setiap saatnya berusaha untuk melakukan
pekerjaan demi kebaikan secara benar, sampai waktu mereka habis, meskipun
‘bergerak’ di pedalaman yang sunyi dari keramaian tanpa dicatat sejarah, sudah
cukup syarat untuknya disebut pahlawan. Sesungguhnya para pahlawan itu pun
manusia biasa, hanya saja ia lebih banyak menghabiskan usia hidupnya untuk
amal-amal kebaikan dalam skala peradaban. Ia bak lampu lilin yang menyala di
tengah rimba, ia menjadi sumber pencerahan bagi masyarakat di sekelilingnya. Tingkah
lakunya kaya tata nilai dan menjadikannya pantas tuk diteladani. Sebab sikap kerelaannya dalam berkorban, yang
disatukan dengan nilai-nilai keteladanaan inilah, maka para pahlawan itu
selanjutnya disebut sebagai orang besar.
Bukan Guru yang
Nilainya Nol
Jika seluruh peran manusia dibentangkan maka guru telah memiliki
kapling peran yang pasti di dunia ini. Sampai kapan pun masyarakat akan
membutuhkan peran yang namanya guru. Sebab itu sudah sepantasnya pula, seorang
guru diposisikan pada letak yang mulia di tengah perikehidupan bermasyarakat. Disetujui
ataupun tidak, guru adalah bagian dari aktor utama pada panggung kehidupan dunia.
Dalam garis bilangan kehidupan ini, letak para guru tentu bukan di
titik angka nol yang terletak di kiri
angka-angka positif. Keberadaannya jelas mampu berpatisipasi secara
komprehensif dalam usaha memperbaiki taraf kemakmuran masyarakat. Sehingga
keberadaannya harus diletakkan di titik puncak stasioner pada kurva-kurva
kehidupan. Guru akan selalu di beri nilai oleh masyarakat, dan tak kan pernah
mendapatkan angka nol. Sebaliknya, muridnya merasa berhutang budi pada
pengabdiannya. Tata nilai, pengorbanan dan keteladanannya menjadikan sosok guru
wajib digugu lan ditiru. Kehadirannya
di kelas menjadi sesuatu yang sangat ditunggu, dan ketidakhadirannya membuat
muridnya rindu. Dan siapkah saya, anda, kita dan mereka yang tidak sekedar
bergelar Sarjana Pendidikan untuk menjadi para pahlawan tanpa tanda jasa itu?
Menjadi guru dengan sebutan pahlawan tanpa
tanda jasa artinya siap menjadi manusia yang di teladani jaman, yang mana
timbangan kebaikannya jauh mengalahkan timbangan keburukannya, yang kekuatannya
mengalahkan sisi kelemahannya. Yang kebaikan dan kekuatan itu menjadi rangkaian
amal, sebagai sumbangannya bagi kehidupan masyarakat umat manusia. Ialah guru, yang
jasanya dikenang dalam ingatan kolektif masyarakat atau apa yang biasa kita
sebut sebagai sejarah. Yaitu sejarah kepahlawanan para guru.
Oleh: Ageng Triyono
Editor: Deany Januarta Putra
Belum ada Komentar untuk "Guru Dalam Serial Kepahlawanan"
Posting Komentar