Terpujilah Wahai Engkau Ibu-Bapak Guru
Ageng Triyono
- Pemikiran, Pendidikan
haidunia.com - Ada istilah jawa
untuk sosok seorang guru; “digugu lan
ditiru”, yang artinya untuk diikuti dan dicontoh, atau seperti
yang disampaikan Ki Hajar Dewantara; “Ing
ngarso sung tuladha”, yang artinya di depan harus menjadi contoh. Begitu
“wah” representasi sosok guru itu di negeri ini, pribadinya menjadi living model, model kehidupan alias
teladan yang dipandang banyak orang. Hal ini telah lama menandakan adanya
pengakuan eksistensi seorang guru dalam kehidupan umat. Mestinya istilah guru
keteladanan lebih dipopulerkan dari sekadar guru mata pelajaran.
Sumber foto: badiyo.blogspot.com |
Dan tak perlu ditegaskan lagi, dari segi profesi
otomatis guru adalah teladan. Performance-nya
akan selalu dalam pengawasan murid dan masyarakat. Jika di dalam mengorbit diri
di masyarakat dia bisa menjadi
teladan, maka tentu akan baik pula garis peredaran budaya di masyarakat
akibat pengaruh pribadinya.
Dengan kata lain, kualiatas suatu masyarkat akan linear dengan kualitas
keteladanan dari para guru. Semakin maju budayanya maka maju pula kualitas umat di sana secara kolektif.
Itulah sebabnya guru perlu dipersiapkan untuk
menyongsong kajayaan umat. Apalagi jika ditinjau secara kultural guru telah mendapat tempat di hati
masyarakat
Adakah diantara
kita yang masih menganggap tugas ini sebagai profesi alternatif? Anda
yang sudah terlanjur terjun
sebagai bapak/ibu guru belumkah
bersikap totalitas? Padahal sadar ataupun tidak, peran-peran kita sebagai guru
di tengah umat bagaikan mentari yang menerangi kehidupan
setiap hari, bagaikan purnama yang menambah indahnya malam, dan bagaikan
bintang-gumintang yang menyala terang dalam gelapnya malam. Sungguh engkau bagai angin penyejuk di tengah
gersang dunia,
bagaikan air yang mensucikan noda kehidupan, bagaikan induk tanaman yang tidak
hentinya menumbuhkan tunas-tunas kebaikan. Engkau Laksana hujan yang membasahi bumi di tengah bencana
kekeringan. Jembatan yang menghubungkan cita-cita menuju kesuksesan, bumi yang
siap disemai bibit-bibit unggul pembela-pembela kebenaran. Guru adalah manusia yang berbeda dari
sekian peserta di alam raya.
Manusia-manusia berpengaruh yang pernah dilahirkan oleh
sejarah. Engkau manusia spesial yang
dikirim dari langit untuk membantu
memakmurkan
bumi. Sosok dan keberadaanmu menjadi wajib diadakan di bumi, karna engkau
bukanlah makhluk kiriman
gratis dari langit. Pantas lah jika guru mendapat pujian dalam
bentuk sebuah lagu;
Pahlawan Tanpa
Tanda
(Lirik dan Lagu: Sartono)
Terpujilah wahai engkau ibu-bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir di dalam hatiku
Sebagai prasasti terima kasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau sebagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa
Tentunya kita sudah mengenali lirik lagu
di atas semenjak kita menginjakkan kaki di halaman sekolah dasar, atau bahkan
sejak taman kanak-kanak. Namun jauh hari sebelum lagu itu dinyanyikan, Allah
beserta rasulnya juga telah memberikan sanjungan yang lebih menggugah jiwa;
“
Siapakah orang yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru kepada
Alloh, mengajarkan amal shalih dan berkata: ” Sesugguhnya aku termasuk orang
yang berserah diri.”(QS. Fushilat:33)
“
Kalian adalah umat terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh
kepada yang ma’ruf,
mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Alloh.”(QS Ali-Imran:110)
“
Demi Alloh, sungguh Alloh memberi petunjuk seseorang karenamu, itu lebih baik
bagimu dari pada unta merah.”(Muttafaq ‘Alaih)
“ Sesungguhnya Alloh, Malaikat-Nya, serta
penduduk langit dan bumi, hingga semut yang ada di dalam lubangnya, dan
ikan-ikan yang ada di laut, (semuanya) bersholawat atas orang yang mengajarkan
kebaikan kepada manusia.” (HR. Tirmdzi).
Barang siapa menunjukkan kebaikan. Ia berhak
mendapatkan pahala orang sebagaimana orang yang melaksanakannya”
(HR. Muslim)
Semoga
ayat dan pesan Nabi yang saya bawakan di ata lebih meneguhkan langkah kita
semua, dan tak kan sudi bergeser niatnya dari guru sebagai living model di tengah umat.
Oleh: Ageng Triyono
Editor: Deany Januarta Putra
Belum ada Komentar untuk "Terpujilah Wahai Engkau Ibu-Bapak Guru"
Posting Komentar