Mengapa Wajib Mengajarkan Dengan Konsepnya Muhammad SAW?
Ageng Triyono - Pemikiran,Pendidikan
Hai, Mr. Marx dan Mr. Engels jika engkau seorang guru,
Hai, Mr. Marx dan Mr. Engels jika engkau seorang guru,
Muridmu Lenin dan Stalin telah gagal dengan robohnya tembok Berlin.
Halo
juga Mr. Adam Smith, kesalahanmu telah direvisi oleh Mr. Keynes.
Tapi
sayang dia pun telah gagal…
Andai
kalian masih bisa mendengar, akan kukatakan;
ajaran kalian telah manghancurkan!
Kalian tidak satu
sekolahan dengan Muhammad yang ajarannya membawa rahmat bagi semesta alam!
Biarlah sisa-sisa
pengajaran segera kami bereskan, baik
dengan darah atau dengan jabat tangan.
haidunia.com - Kerja peradaban, tidak tanggung-tanggung kerja para guru di abad ini. Tugasnya adalah melanjutkan misi Nabi tercinta, Muhammad SAW. Tugas
utamanya yakni mengajarkan sebuah ajaran ketauhidan, sebuah ajaran yang membebaskan manusia dari
penyembahan kepada selain-Nya. Jelas ajaran ini bukan komunis-sosialisnya
Marx ataupun kapitalismenya Adam Smith. Jelas beda!
![]() |
Sumber foto: blibli.com |
Ideology ketauhidan yang
dibawa Muhammad itulah yang pernah mendasari lahirnya generasi
manusia-manusia terbaik yang tak ada duanya sepanjang masa. Konsep Ajarannya juga pernah membawa kemakmuran yang
begitu nyata di jaman Harun Ar Rasyid serta Umar bin Abdul Azis.
Ideology
Muhamamd lah yang juga tegak lagi kokoh selama lebih dari 14 abad
membawa peradaban dunia jauh meninggalkan jaman berhala.
Jelas,
bukan ajaran Marx, Lenin, Adam Smith ataupun tokoh besar sebayanya. Ajaran
Muhamamd lebih kokoh dari komunis yang hanya mampu beretorika seputar pertentangan
kelas, yaitu selama 70 tahun saja, atau sejak kekuasaan
Lenin ditahun 1924 lalu runtuh dengan ditandai ambruknya tembok berlin pada
tahun 1989. Konsep
Ekonomi yang diajarkan Muhammad SAW juga lebih hebat dari ekonomi liberalnya Adam Smith yang hanya
bertahan 150 tahun. Paham kebebasan pasar miliknya akhirnya
menemui ajal pada akhir 1929 dengan adanya the great depression akibat adanya invisible hand. Ajaran Muhammad adalah yang terhebat!
Catatan di
atas menujukkan bahwa ideologi-ideologi materialistis bikinan orang dengan
nama-nama besar tersebut telah hancur. Mereka semua telah gagal. Apakah guru
akan tetap mengajarkan konsep-konsep mereka saat di kelas? Saya khawatir anak-anak kita setelah lulus sekolah
hanya akan menjadi abdi para pengusaha. Itulah yang membuat guru tidak boleh salah ajar. Demi
menyelamatkan bangsa ini dari kehancuran di masa depan, maka perlu digagas
konsep pendidikan yang tidak hanya bertujuan pada konsep-konsep penguasaan yang
bersifat materialistik keduniawian.
Ketika Imam
Ats Tsauri tampak sedih, kemudian ada seseorang yang bertanya;”ada apa
denganmu?” Lalu beliau menjawab, “Kami telah menjadi bursa orang-orang yang
mengejar dunia. Salah seorang diantara mereka mengikuti kami terus-menerus.
Hingga suatu ketika ia telah belajar, maka ia diangkat menjadi hakim atau
gubernur.”
Alangkah
malangnya pula diri kita, jika menghabiskan belasan tahun di bangku sekolah. Akan tetapi hanya
mendapatkan ilmu-ilmu keduniaan.
Kita mungkin
sudah tak asing lagi dengan kata tarbiyah. Konsep tarbiyah ini perlu
dikembangkan. Konsepsi tarbiyah diawali dari memurnikan kemanusiaan manusia; “membebaskan
manusia dari penghambaan manusia atas manusia menuju penghambaan
manusia kepada rabbnya manusia.” Inilah
konsepsi pendidikan dari Nabi, yang mencoba memuliakan manusia dengan
pengetahuan dan akalnya, namun didahului dengan mengisi ruhiyahnya. Sehingga
peradaban yang dibangun oleh kader-kader tarbiyah pun berupa peradaban yang tak sekadar materialistik
tanpa hati.
“Tarbiyah tidak boleh dimulai dan tidak cukup dengan
pengisian otak dengan segala hal yang diperlukannya
seperti ilmu syar’i, pendidikan pemikiran, teori politik dan studi realitas
saja. Akan tetapi harus dimulai dengan”pendidikan hati” terlebih dahulu, hingga
semua hati saling berpadu. Perhatian kepada hati ini harus tetap diberikan
sekalipun perhatian kepada akal sudah dimulai” (Muhammad Ahmad Ar –Rasyid, 2002:85)
Oleh:
Ageng Triyono
Editor: Deany Januarta Putra
Belum ada Komentar untuk "Mengapa Wajib Mengajarkan Dengan Konsepnya Muhammad SAW?"
Posting Komentar