Mendidik Pemuda Menata Masa Depan Bangsa
Ageng Triyono - Pemikiran, Pendidikan
“Oleh karena itu, sejak dulu hingga sekarang pemuda merupakan pilar kebangkitan. Dalam setiap kebangkitan, pemuda adalah rahasia kekuatannya.Dalam setiap fikrah, pemuda adalah pengibar panji-panjinya.”(Hasan al-Banna)
haidunia.com - Ciri-ciri
aktifis adalah selalu merasa gelisah saat melihat kondisi ketimpangan yang
terjadi pada bangsanya. Kalimat ini sering terlontar dari para pemateri saat
Latihan Dasar Kepemimpian Mahasiswa. Tentu itu dulu, saat kita semua masih
menempuh program strata satu dan sedang giat-giatnya mengikuti porgram organisasi ekstra kampus. Mahasiswa memang identik dengan darah
muda yang dalam batas tertentu sering merasa tidak puas dengan kondisi
bangsanya dan berkeinginan terus untuk membuka ruang diskusi dengan tema
mencari format pengelolaan negara yang lebih ideal di masa depan.
haidunia.com |
Selamanya
pemuda akan menjadi modal utama sumber daya manusia suatu bangsa. Bahkan bisa
dikata pemuda akan menjadi modal pertaruhan kemajuan antar
bangsa. Karena sudah tak bisa dipungkiri lagi jika kualitas generasi
muda saat ini bisa dijadikan cerminan masa depan bangsa. Dengan kata lain,
suatu bangsa yang gagal menyiapkan pemudanya maka diragukan pertahanan bangsa
itu di masa depannya. Maka pantaslah jika negara-negara maju
memiliki kekawatiran yang sangat terhadap kelajuan masa depan negera
mereka. Kemajuan dibidang ekonomi, kecanggihan teknologi, dan
kekuatan militernya saat ini seolah tak berarti jika generasi
mudanya telah rusak moralnya. Ditambah penyakit syahwat yang menggurita di
kalangan pemudanya, membuat jaminan masa depan negara tak bisa lagi diharapkan.
Kehancuran masa depan bangsa mereka terus membayangi, ketakutan akan kepunahan
sebagai bangsa tampak mencekam. Pantaslah jika John Kennedy, negarawan Amerika
pernah mengungkapan kekawatirannya: ”Andai mereka disuruh berperang, hanya ada
1 dari 7 pemudanya yang berani menghadapi musuh.”
Saya
sebagai muslim, melalui kesempatan ini ingin sekali mengajak generasi muda
Islam untuk ikut mempersiapkan diri. Agar sanggup berkompetisi dan bisa
mengambil peranan yang lebih besar di masa depan. Rasululloh pun
berpesan; “Saya wasiatkan para pemuda kepadamu dengan baik, sebab
mereka berhati halus. Ketika Allah mengutus diriku untuk menyampaikan agama
yang bijaksana ini, kaum tua menentangnya”
Sebelum
‘para pemuda’ yang dimaksud dalam sabda Nabi tadi memasuki arena kampus atau
universitas, maka guru-guru di sekolah adalah pendidik yang bertugas melakukan
pembinaan awal bagi mereka. Salah satu keberhasilan dakwah Islam pada generasi
angkatan pertama adalah kesuksesan Rasulullah melakukan pendidikan untuk sahabatnya. Kita bisa menengok sejarah. Kunci kemenangan pendidikan salah satunya
adalah proses pembinaan yang dilakukan Nabi terhadap para sahabat yang masih
sangat muda. Beliau sertakan para sahabat belia untuk menjadi bagian perekayasa
perubahan masa depan Arab yang jahiliyah menuju madaniah. Bisa kita data disini
siapa saja diantaranya yang rasulullah kader di usia muda: Ali bin Abi Thalib
dibina sejak usia 8 tahun, Zubair bin Awwam saat usia 8 tahun, Arqam bin Abi
Arqam 16 tahun, Ja’far bin Abi Thalib 8 tahun, Shahih Ar Rumy 19
tahun, Zaid bin Haritsah 20 tahun, Saad bin Abi Waqqash 17 tahun,
Utsman bin Affan 17 tahun, dan Usamah bin Zaid masih berusia 18. Inilah
beberapa nama beken yang dididik oleh Nabi untuk ikut terlibat mengelola masa
depan Bangsa Arab.
haidunia.com |
Usia
muda merupakan periode emas untuk belajar apapun, termasuk menanamkan
pengetahuan yang akan dipakainya di masa depan. Kata pepatah Arab; “Belajar
di waktu kecil bagaikan mengukir di atas batu, sedangkan belajar di masa tua
bagaikan menulis di atas air”. Pada rentang usia sekolah mereka akan
lebih mudah menerima pengajaran akan nilai-nilai kebenaran. Serta lebih mudah
mengajak mereka untuk bergabung dalam menyeru pada kebaikan atau yang kita
sebut dakwah. Ini telah menjadi kenyataan sejarah, dimana dakwah
mendapat dukungan dari genarasi muda. Inilah modal awal perubahan besar.
Di masa depan.
Maka jika kita ingin
mengadakan perubahan besar di negeri ini, mulailah fokus merubah generasi muda
kita. Jika sektor pendidikan berhasil, kita sudah bisa bayangkan terwujudnya barisan
remaja-pelajar yang mendukung dan mempelopori tegaknya nilai-nilai kebenaran,
mampu menghadapi tantangan masa depan, dan menjadi batu bata yang indah ditata
dalam bangunan masyarakat Islami. Mereka lah yang nantinya akan menjadi
agen-agen perubahan dalam skala sistem. Mereka yang akan mengurai persoalan dan
menyeimbangkan ketimpangan-ketimpangan yang sedang diahadapi bangsa ini. Mereka
itu darah baru yang akan membawa bangsa ini ke jaman yang baru. InsyaAllah.
Oleh: Ageng Triyono
Editor: Deany Januarta Putra
Belum ada Komentar untuk "Mendidik Pemuda Menata Masa Depan Bangsa"
Posting Komentar