Mengembangkan Kreativitas Murid Abad 21
Ageng Triyono
- Pemikiran, Pendidikan
“Dan Ya’qub berkata:”Hai anak-anakku janganlah
kalian bersama-sama masuk dari satu pintu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu
gerbang yang berlainan...” (QS. Yusuf : 67)
haidunia.com - Setiap anak akan memiliki mimpi. Jika seorang guru
bertanya akan cita-cita mereka di dalam kelas, sudah pasti jawabannya akan
beragam pula. Salah satu tujuan orang tua menitipkan anaknya kepada sekolah
adalah demi cita-cita anaknya di masa depan agar dapat diraih. Dengan cara apa
guru membantu muridnya dalam hal ini?
Banyak jalan menuju Roma, kata sebuah pepatah. Akan
ada banyak strategi pula untuk menuju sebuah cita-cita. Jadi, tugas guru salah
satunya adalah membantu menemukan sebanyak mungkin jalan agar si murid sampai
pada tujuan hidup yang dicita-citakan.
haidunia.com |
Melihat tantangan di masa depan yang semakin tak
pasti, mari kita tengok kompetensi apa saja yang harus dimiliki murid-murid
kita. Beberapa keterampilan abad 21 diantaranya yang sering disingkat dengan 4C
yaitu; Critical Thinking, Collaboration, Communication dan Creativity.
Pada kesempatan kali ini, saya mencoba untuk
mengulas sedikit mengenai kreatifitas. Kreatifitas disini saya maksudkan
sebagai jalan menuju Roma, sehingga sangat penting untuk ditanamkan pada diri
murid.
Memberikan pendampingan pada pengembangan
kreatifitas anak dengan menemukan pola asah, asih, asuh, yang pas wajib kita
ketahui bersama. Karena tugas kita sebagai guru adalah menyampaikan
peta dan makna arah jalan kehidupan agar tidak salah pilih yang menjadikan
jalannya tersesat. Cara melatih kreativitas murid salah satunya memberikan
soal-soal pemecahan masalah.
Banyak strategi untuk memecahkan masalah, ada
beberapa cara untuk menemukan jawaban dari suatu soal yang diberikan dan
yakinkan para anak didik bahwa setiap soal pasti memiliki jawaban dan setiap
masalah memiliki jalan keluar. Mari ajak anak didik untuk menjalani lika-liku
petualangan yang membutuhkan kecerdasan, kecerdikan, kecepatan dan
ketepatan menentukan langkah mencari kunci harta karun jawaban yang benar.
Namun jangan sekali-kali melarang mereka melakukan keanehan atau sesuatu
yang baru sama sekali di luar kebiasaan umumnya. Melarangnya berarti
pula kita menyumbat aliran khas yang mengalir dari kreativitas
mereka. Lepaskan saja mereka untuk melakukan penyelidikan
bebas, atau yang kita sebut free inquiry. Karena bisa
jadi memang benar ada cara baru yang belum diketahui oleh guru.
Metode mengajar free inquiry bisa
menjadi pilihan yang dipakai guru dan akan sangat dibutuhkan, karena sistem
pembelajaran ini dirancang agar peserta didik mampu mengantisipasi dan
mengembangkan pengetahuan untuk menghadapi situasi baru, termasuk yang tidak
terantisipasi dan tidak diharapkan di masa depan. Biarkan peserta didik menemukan
suatu jawaban atau kunci suatu permasalahan, dengan mengutamakan kretifitas
sendiri. Ibarat murid meminta seekor ikan, maka yang dilakukan guru adalah
cukup dengan memberikan kailnya.
Anggaplah kegagalan mereka hanya sebuah langkah
yang salah dalam menemukan jalan keluar permasalahan sehingga mereka tidak lagi
melakukan langkah salah yang sama untuk menemukan jalan keluar permasalahan.
Keberaniannya dalam mencari solusi dengan cara yang baru sama sekali adalah
sebuah bentuk pembinaan untuk dirinya dalam menyelesaikan rumitnya
masalah-masalah hidup yang tak terduga sama sekali, keuletannya dalam menemukan
solusi jawaban adalah sebuah pelatihan untuk survive dalam
hidup dan ketekunannya adalah sebuah ketangguhan dalam proses kehidupan. Sedang
keberhasilan mereka adalah sebuah langkah baru menuju kebaruan hidup untuk ikut
andil memperbaiki permasalahan-permasalahan semesta yang menuntut temuan akan
ide-ide dan gagasan baru.
Adalah Ya’qub a.s. yang nasehatnya abadi sampai
kiamat, kalimatnya terpatri di dalam kitab yang paling suci. Beliau bimbing
masing-masing putranya sekaligus anak didiknya untuk mengembangkan potensi
fitrah kreatifitas: ”...Janganlah kalian bersama-sama masuk dari satu
pintu gerbang dan masuklah dari pintu-pintu gerbang yang berlainan...”. Ada
banyak cara dan variasi langkah untuk menemukan nilai kebenaran. Tidak hanya
satu pintu, satu arah mata angin, dan satu ruas jalan untuk menuju kebenaran.
Bahkan mungkin akan muncul lorong-lorong sempit di persimpangan
sebagai jalan pintas. Menyuruh anak didik masuk dari pintu yang berbeda, sangat
memungkinkannya untuk menemukan jawaban yang sama benar dengan cara yang lebih
efektif, menggunakan langkah tercepat sekaligus jalan tersingkat, sehingga
nantinya terbentuk formulasi cara yang unik untuk menemukan sebuah solusi. Maka
sesungguhnya sebuah solusi yang ditemukan adalah bentuk nyata sebuah
efektifitas kerja.
Menurut Prof. Mapanjati Amin dalam bukunya
Kemandirian Lokal, kreatifitas merupakan kata kunci untuk mampu berselancar di
atas gelombang perubahan. Kreatifitas bukan hanya ditentukan oleh
kemampuan intelektual yang didukung oleh logika dan rasio yang prima, tetapi
lebih banyak ditentukan oleh ketajaman intuisi dan kecemerlangan daya imaginasi
yang dipicu oleh kecerdasan intelektual, emosial, dan spiritual atau mungkin
jenis kecerdasan lainnya yang insya Alloh akan ditemukan kelak. Hal inilah yang
mendasari seorang guru untuk lebih bijak dalam melihat tingkah polah anak
didiknya beserta keanehan-keanehan yang dilakukannya. Berikan keluasan
kesempatan bagi mereka untuk mengerahkan potensi-potensi yang ada di luar
kemampuan nalar dan daya intelektual untuk menemukan sebuah kebenaran.
Sejarah telah mempersembahkan sejumlah bukti bahwa
kebenaran ilmiah ditemukan tidak harus melalui prosedur ilmiah yang ketat.
Archimedes mendapat ilmu pada saat ia berendam di dalam bak mandinya, Newton
memperoleh ide hukum gravitasi pada saat duduk-duduk santai di bawah pohon
apel, sedangkan Schrodinger merumuskan persamaan terkenalnya disaat ia sedang
berselingkuh, begitu yang dicatat Prof. Mapanjati Amin. Maka perlu kita maknai
bersama, bahwa kreativitas, merupakan sebuah upaya pencarian kemapanan baru,
merancang agenda-agenda baru, membuat karya-karya baru, menciptakan
reputasi-reputasi baru, memberi makna-makna baru pada kehidupan.
Oleh: Ageng Triyono
Editor: Deany Januarta Putra
Belum ada Komentar untuk "Mengembangkan Kreativitas Murid Abad 21"
Posting Komentar