Keindahan Batu Terpendam Dan Nikmatnya Soto Bathok Di Sambisari
Deany Januarta Putra - Wisata
haidunia.com - Batu? mendengar namanya saja pasti tak lagi penasaran, terbayang bentuk batu yang
sama sekali tak menarik, namun berbeda dengan batu yang satu ini, karena yang
terpendam tak hanya sebongkah melainkan ribuan bahkan jutaan batu yang tersusun
apik dan diselimuti oleh tanah selama berabad-abad lalu. Batu di Indonesia
berbeda dengan batu di belahan bumi lainnya, karena batu di indonesia yang berupa
bangunan candi unik ini telah menjadi pesona tersendiri bagi pelancong dari penjuru
bumi manapun.
Candi Sambisari |
Mulanya
bongkahan batu yang terpendam itu di temukan oleh seorang petani yang bernama Karyowinangun. Kala itu Karyowinangun tengah
mencangkul sawahnya, namun mata cangkulnya membentur bongkahan batu dengan
pahatan di permukaannya. Setelah diteliti oleh Dinas Kepurbakalaan, akhirnya
diketahui bahwa batu tersebut bukan sekedar batu biasa yang terpendam melainkan
merupakan salah satu dari komponen candi, lantas dilakukan eskavasi alias
penggalian lanjutan.
Susunan
batu apik yang terpendam atau Candi yang berada di bawah tanah ini dikenal
dengan Candi Sambisari, terletak di Purwomartani, Kalasan, Sleman,
Yogyakarta, kira-kira 12 km di sebelah timur kota Yogyakarta ke
arah kota Solo atau
kira-kira 4 km sebelum kompleks Candi Prambanan.
Candi ini dibangun pada abad ke-9 pada masa pemerintahan raja Rakai Garung pada
zaman Kerajaan Mataram Kuno.
Candi
Sambisari ini terpendam karena erupsi dasyat Gunung Merapi yang memuntahkan
materialnya hingga menyelimuti Candi Sambisari dan menenggelamkannya sedalam
6,5 meter dari permukaan tanah. Yang terlihat pertama kali oleh para
pengunjung pasti hanyalah hamparan kompleks taman luas yang tak terlihat
bangunan candi melainkan hanyalah sedikit dari atap Candi yang menyembul ke
permukaan. Oleh karena itu,
jika hendak masuk ke dalam kompleks candi pengunjung akan berjalanan kaki
menuruni puluhan anak tangga yang cukup curam.
Komplek candi terdiri dari 1 buah candi induk dan 3 buah candi
pendukungnya. Terdapat juga 8 buah lingga patok yang tersebar sesuai penjuru
arah mata angin. Sepintas candi ini tampak seperti sebuah kastil di tengah
taman. Karena sekeliling candi ini dihiasi rerumputan hijau yang tertata rapi
bagaikan taman di halaman kerajaan dengan candi di tengah sebagai pusatnya.
Candi Sambisari Yogyakarta |
Menarik bukan?, Candi yang satu ini adalah Candi anti-mainstream dan hanya ada satu di Indonesia, jangan takut bosan untuk
berkunjung ke Candi yang secara keseluruhan bisa di deskripsikan hanyalah
tumpukan batu, karena di candi sambisari ini kalian bisa menyusuri rekam jejak
sejarah yang ada pada relief di dinding candi atau dengan berkunjung ke museum
mini yang berisikan informasi mengenai sejarah penemuan hingga eskavasi candi
tersebut. Di dalam museum terdapat beberapa batuan, arca, juga foto-foto yang
menggambarkan kondisi sebelum candi ditemukan yang sebelumnya berupa area persawahan.
Tak hanya itu, tentunya Candi Sambisari sebagai objek tempat wisata ini sudah layaknya
menjadi spot foto yang indah bagi para pelancong sembari melepas kepenatan dari
rutinitas yang ada apalagi dengan disajikan panorama senja yang indah akan
menambah ketenangan bagi para pengunjung untuk menghabiskan akhir pekan.
Untuk menikmati semua ketenangan itu pun tak perlu merogoh kocek
yang dalam, cukup dengan Rp 3000,00 saja anda bisa merasakan ketenangan yang
haqiqi bersama teman, kerabat maupun keluarga tercinta.
Dan jangan lupa tak afdhal namanya jika berkunjung ke candi Sambisari
tanpa mencicipi Soto Bathok Mbah Katro yang melegenda, cukup dengan Rp 5000,00
saja kalian dapat mencicipi soto daging segar yang sangat khas yang tidak
membuka cabang di manapun, suasana warung soto Bathok pinggir sawah ini membuatnya tak pernah sepi pengunjung, ditambah lagi lauk-lauk pelengkap soto yang
sangat murah meriah, kalian bisa menikmati tempe goreng seharga Rp 500,00
hingga sate usus yang hanya Rp 1000,00 saja.
Jadi, penasaran bukan dengan soto bathok dan batu terpendam di
sambisari?, tunggu apa lagi, namun hati-hati rindu untuk ingin kembali lagi
yaa.....
Oleh: Deany Januarta Putra
cocok memang soto khas desa dan dilanjut dengan pemandangan otentik candi Sambisari
BalasHapus